Senin, 23 Mei 2016

SOP BUAH PEMBAWA BERKAH

Sop Buah Pembawa Berkah

Pagi itu, aku berjalan menuju kampus yang jaraknya kurang lebih 10 meter dari tempat kosku. Setiap pagi aku merasa bersemangat untuk mengikuti mata kuliah di Fakultas Ekoomi Universitas Diponegoro, sebelumnya perkenalkan nama saya Hadi Prasetya, mahasiswa jurusan ekonomi angkatan 2012. Sekarang aku sudah mulai menggarap skripsi, semoga aku cepat lulus degan nilai baik. Ketika aku memasuki ruang dosen untuk mengikuti bimbingan, aku melewati sebuah ruangan. Ruangan itu mengingatkaan tetang sebuah peristiwa peting di dalam hidupku. Di sana aku pernah mengikuti sebuah seminar kewirausahaan. Sebuah penyampaian ilmu-ilmu yang akhirnya menginspirasiku untuk berwirausaha. Singkat cerita, setelah mengikuti seminar kewirausahaa tersebut, aku mulai bersemangat untuk membangun sebuah usaha. Usaha kecil-kecilan yang menurutku kelak akan menjanjikan. Aku benar-benar memikirkannya sampai aku tidak bisa tidur malam harinya. Setelah aku browsing ke sana ke mari akhirnya aku mendapatkan ide untuk membuka kedai es buah segar. Kenapa aku berfikir begitu, aku melihat peluag usaha berjualan es sangatlah menjanjikan, melihat cuaca di Semarang yang cenderung panas.apalagi dengan aneka buah yang segar tentunya akan menarik konsumen.  Dengan niat dan modal yang cukup aku membuka kedai yang aku beri nama “Kedai FreshFruit” dan mulai berjualan untuk hari pertama. Ternyata menjualkan barang tidak semudah yang aku bayangkan, akhirya soup buah yag aku jual masih sisa cukup banyak. Seminggu bejalan masih tidak ada perubahan, alih-alih balik modal, justru aku mendapatkan kerugian. Aku mulai memutar otak, bagaimana caranya agar daganganku laku dan dapat di kenal masyarakat. Akhirnya aku mulai mempromosikan melalui media onlie, seperti facebook dan twitter. Aku juga megikuti bazar pada event-event di Semarang. semula aku mulai pesimis dengan usahaku ini, namun degan tekat dan kemauan yang kuat, penjualan sop buah di kedaiku mulai menunjukkan hasil yang lumayan baik. Atas dukungan dari kelurga dan teman-teman, akhirnya setelah setahun berjalan, usahaku mulai dikenal masyarakat Searang. Bahkan aku sudah memiliki dua kedai untuk berjualan. Tidak hanya itu, aku mulai diperkenalkan degan dunia-dunia bisnis yang baru, aku juga diajak untuk mengisi seminar-seminar kewirausahaan yang diadakan oleh universitas-universitas di Semarang. melihat hal tersebut aku sangat bahagia, namun di satu sisi kuliahku mulai keteteran. Hal tersebut dikareakan, aku terlalu focus untuk mengembangkan usahaku. Tiga tahun berjalan, usahaku semakin sukses menjaring konsumen, aku juga mulai membuka cabang lain tidak hanyak di Semarang. Aku juga mereqrut banyak karyawan untuk membantu menjalankan bisnisku. Saking banyaknya cabang kedai yang harus aku kotrol, aku harus bolak-balik Semarang-Jakarta. Sampai terdengar kabar buruk, aku kecolongan. Ya, salah satu kariyawanku melakukan korupsi, memang tidak banyak, namun hal tersebut sangat mengejutkanku. Aku khawatir jika hal tersebut dilakukan di cabang kedai yang lainya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, aku mulai memutar otak, aku memutuskan untuk memasang cctv, agar aktivitas yang teradi dapat aku pantau dengan baik. Belum selesai masalah yang satum datang masalah yang lainnya. Kali ini, datang kabar buruk dari keluargaku yang mengabarkan bahwa Ibu mengalami sakit yang cukup parah dan harus di operasi. Buatku berapapun biaya yang akan dikeluarkan tidak masalah, asalkan Ibuku dapat tertolong. Aku sangat lega mendengar operasi Ibu berjalan lancar. 8 hari setelah ibu pulang dari Rumah Sakit, muncul maslah baru, aku ditelpon pemilik kedai untuk membayar sewa tempat yang belum aku perpanjang, maklum uang yang seharusnya digunakan untuk membayar sewa harus aku bayarkan untuk operasi Ibu. Dengan berat hati aku harus merelakan salah satu kios di Semarang untuk di tutup. Entah kenapa, kejadian-kejadian tersebut membuat aku down, rasanya bisnisku akan mengalami kebangkrutan. Benar saja, dalam satu tahun belakangan, pengunjung kedai soup buahku mulai berkurang, pemasukanpun mengalami penurunan yang berimbas pada pengurangan jumlah pegawai. Dengan berat hati, aku memberhentikan beberapa pegawai yang sebenarnya aku tidak tega melakukannya. Aku juga harus bolak- balik Jakarta-Semarang untuk merawat ibuku yang penyakitnya masih sering kambuh. Hal tersebut juga menambah pusing kepalaku, belum lagi pertayaan-pertanyaan yang muncul kapan lulus, yang sering ditanyakan oleh keluargaku. Mendegar ceritaku, Ibu sedih, menangis, merasa bersalah namun aku tegaskan itu semua bukan kesalahan Ibu. Ibu memotivasiku untuk bangkit dari keterpurukan dan terus melanjutkan usahaku. Aku mulai merintis kembali usaha sop buahku dengan sisa-sisa harapan agar usahaku kembali seperti dahulu. Dengan kerja keras dan semangat serta doa orang tua, akhirnya usahaku dapat kembali stabil. Satu impianku pun terwujud, untuk memberangkatkan haji kedua orang tua. Sungguh, hal tersebut adalah sebuah bayaran yang setimpal atas kerja keras dan pegorbanan yang aku lakukan, aku sangat bersyukur atas hal tersebut. Di sisi lain aku harus meneruskan skripsiku yang sempat keteteran. Akhirya aku mulai bersemangat kembali untuk melajutkan skripsi yang sempat tertunda. Aku membuat penelitian tentang usahaku sendiri. Hal tersebut memang sangat membantuku,ternyata selain membawa keuntungan finansial, usahaku juga dapat membantuku menyelesaikan skripsi sebagai bahan penelitiannya. Aku belajar dari setiap permasalahan yang dihadirkan dalam hidupku untuk mencapai sebuah kesuksesan. Terbukti, dengan semangat, kerja keras, doa, dan dukungan dari orang-orang terdekat adalalah kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan segalanya. Tetapi ingat, sesibuk apapun kamu menggeluti dunia bisnis, jagan lupa untuk meraih gelar sarjana, kalau tidak mau seperti aku. Yang sampai sekarang masih menyelesaikan skripsi dan memperjuangkan kelulusanku.